Obat kutu yang berbahaya

Lindan, sebagai salah satu bagian dari senyawa hydrogen terklorinasi bersama DDT dan dieldrin, adalah senyawa pestisida organoklorin dengan nama IUPAC γ-isomer heksaklorosikloheksana atau disebut juga benzene heksaklorida.. Penggunaan jenis pestisida ini tidak hanya dalam sektor pertanian, melainkan juga dalam sektor peternakan dan kesehatan, di mana lindan digunakan sebagai zat aktif dalam mengobati berberapa penyakit kulit yang terjadi pada tubuh hewan dan manusia yang diakibatkan oleh beberapa jenis serangga seperti tungau-caplak dan kutu baik kutu rambut maupun kutu badan (peduculosida). Dalam penggunaannya sebagai obat, pada umumnya tidak untuk ditelan sehingga masuk ke dalam saluran pencernaan. Penggunaan lindan sebagai obat kutu rambut pertama kali ditemukan pada Perang Dunia ke-1, lalu pada Perang Korea, dipertegas bahwa lindan memang dapat digunakan untuk mengobati gangguan akibat kutu rambut pada kepala para tentara.

Lindan tersedia dalam bentuk krim, lotion, gel, tidak berbau dan tidak berwarna. Untuk mengobati penyakit scabies, lindan digunakan secara tunggal dengan mengoleskan keseluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau lotion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan Lindan selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi lain selain 1%. Penggunaan lindan sebagai obat kutu rambut adalah seperti sampo yang didiamkan kurang lebih selama 10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari.

Struktur γ-isomer yang dimiliki lindan dikenal sebagai struktur kimia yang paling beracun yang dimiliki oleh pestisida. Belum lagi, lindan bersifat bioakumulatif yang artinya dapat menumpuk pada rantai makanan dengan level paling tinggi. Artinya ketika lindan masuk ke dalam system rantai makanan manusia, sebagai pemegang posisi rantai makanan paling tinggi, maka manusia akan menjadi target akmulatif lindan yang bersifat sangat toksik tersebut. Hal ini pula yang menjadi pertimbangan keharusan penghentian lindan dari peredaran. Di Amerika Serikat, pelarangan lindan telah dilakukan oleh Environmental Protection Agency (US-EPA), namun sayangnya pihak Food and Drug Administration (FDA) masih memperbolehkan penggunaannya dalam sampo dan losion untuk anak anak.

Pada kenyataannya, berbagai Negara melaporkan adanya kasus kematian dan kasus keracunan yang berakibat fatal akibat paparan lindan baik paparan secara kontak maupun melalui pencernaan.

Lindan dilaporkan oleh berbagai lembaga penelitian termasuk di dalamnya adalah Pesticide Action Network North America (PANNA), bahwa lindan dapat menyebabkan keracunan sel saraf pusat (Central Nervous System-CNS) baik dalam jangka waktu singkat, menengah maupun panjang, bahan ini juga diketahui mengakibatkan kerusakan terhadap ginjal, dan diduga menyebabkan kanker, kelumpuhan pada hati, penurunan kualitas hormon, dan bahkan kematian. Lindan menyebabkan kerusakan endokrin yang akan berdampak pada gangguan pertumbuhan dan kesehatan alat reproduksi. Lindan tidak mudah didegradasi, bahkan dengan karakteristiknya yang mudah menguap ke udara yang dapat menyebabkan paparan langsung dengan zat beracun ini.

Tanda-tanda klinis toksisitas CNS setelah keracunan lindan yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti menunjukkan lindan dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis kelainan darah seperti anemia aplastik, trombositopenia, dan pancytopenia.

Association of Poison Control Center menyatakan bahwa pada tahun 1993 terdapat 2645 kasus keracunan dengan 18 kasus kematian fatal yang terjadi akibat insektisida hidrokarbon terklorinasi, di mana lindan adalah salah satunya. Memang tidak dijelaskan data spesifik lindan menyebabkan berapa kasus, tapi mengingat lindan memiliki karakteristik racun yang kuat maka bisa jadi kasus tersebut diakibatkan oleh lindan, terlebih laporan pada beberapa tahun berikutnya yang menyatakan kasus yang jelas akibat paparan lindan. Kasus lindan ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Mekanisme spesifik penetrasi lindan dan akibatnya masih dilakukan penelitian, bahkan hingga sekarang. Namun diperkirakan mengapa anak-anak memiliki kerentanan lebih besar dibandingkan orang dewasa adalah karena pengaruh proses perkembangan syaraf anak anak yang masih terus berkembang. Bahkan ditemukan asosiasi antara kanker otak dengan penggunaan sampo yang mengandung lindan.

Lindan di Indonesia sendiri diproduksi sebagian besar untuk obat kutu rambut, terutama yang bermerk Peditox. Di mancanegara sendiri lindan banyak ditemukan pada produk bermerk Gamene, Kwell, Bio-Well, G-Well, GBH, Kildane, Scabene, dan Thionex. Peredarannya sudah dilarang di 52 negara dan dibatasi di 33 negara lainnya. Perdagangan internasionalnya dibatasi dan diatur oleh konvensi Rotterdam dan Produksi dan Penggunaannya untuk keperluan pertanian sudah dilarang berdasarkan konvensi Stockholm. WHO mendaftarkan bahan ini sebagai ‘Moderately Hazardous’.

  1. Sangat bermanfaat sekali

Leave a comment