Monthly Archives: January 2018

Impian tentang kelanjutan Ilmu Kemurgi si Saya

Ilmu Allah sangatlah luas. Berbekal pengalaman mencari ilmu yang digeluti mulai dari TK, SD, hingga pada tahun 2016 kemarin saya menamatkan program master saya, di sana saya berpikir betapa Allah Maha Luas, Maha Mengetahui segala sesuatu….. well… satu tahun bersama Naya mulai dari merasakan kehadirannya setelah testpack hingga melahirkan dan mengasuhnya hingga usianya 5 bulan kini adalah satu fakta yang menguatkan betapa Allah Maha Kuasa atas segalanya, sedangkan kita, manusia, adalah ciptaanNya yang tidak tahu apa-apa.. bahkan tentang apa yang terjadi dalam tubuh kita sendiri.

Bagi penyenang ilmu dunia seperti biologi, kimia dan sejenisnya, tentu ngeh bahwa bahkan ilmu-ilmu ini juga mempunyai percabangan yang luar biasa banyaknya. Katakanlah kimia.. ada kimia organik, kimia analitik, kimia sensor, kimia fisik dan seterusnya yang itupun juga bercabang-cabang lagi. Ilmu akhirat (ilmu agama) pun demikian, tafsir Quran, hadits, fiqh, muamalah, bahasa arab, dan seterusnya..

Dan manusia.. diciptakan,, dengan pengetahuan yang sangat-sangat terbatas.. mau mengetahui semuanya? Tidak mungkin. Mau nelen dan nyerap informasi dari buku2 satu perpustakaan? Ga mungkin kayanya hihihi… maka jadilah ia kemudian menyenangi satu atau beberapa ilmu tertentu yang tentunya hasil dari pilih memilih yang bisa jadi komprehensif sangat.

Nah kalo saya ditanya, satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini, mungkin saya masih selalu akan kepingin buat mendalami ilmu kemurgi saya. Ilmu yang saya dapatkan sejak kuliah di tahun terakhir saya.. kuliah yang juga mengantarkan saya berkecimpung di dunia biogas dan akhirnya mengantarkan saya ke beberapa belahan dunia.

Mengapa? Alasannya adalah karena itu seperti panggilan yang harus saya penuhi dan jalankan sebagai seorang makhluk Allah yang memiliki akses untuk mengenyam ilmu tersebut didasarkan pada fakta bahwa Indonesia yang sangat kaya biodiversitas tanamannya yang sebenarnya bisa mengantarkannya menjadi negara yang sejahtera baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Ilmu ini yang mungkin sempet saya harapkan untuk bisa saya jadikan washilah di hadapan Allah nanti tentang pertanggungjawaban akal dan anugerah yang Allah berikan.

Strateginya apa untuk memperluas keilmuan tersebut? Di benak saya terbayang untuk melanjutkan study S3 mendampingi suami yang lebih dulu memperjuangkan impiannya ke negeri Inggris. Tentunya beasiswa menjadi salah satu faktor yang harus saya perjuangkan dan persiapkan secara maksimal.. apalagi sekarang ada si cantik kecil Naya…

Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap yang mungkin akan mengalami perbaikan  dalam proses mencari ilmu tersebut adalah adab terhadap sumber ilmu. Seperti yang diketahui, dengan keterbatasan rizki, kadang untuk bisa memiliki akses legal berupa ebook, jurnal, dan sumber ilmu terkait lainnya adalah menjadi hal yang sulit. Sehingga tak urung, kita meng-copy dan mendownload dari situs yang sebenarnya kurang baik (website libgen misalnya… simalakama sih). Tapi ketika menjadi seorang mahasiswa S3 di universitas di luar yang menjunjung tinggi hak cipta, maka hal ini bisa direduksi secara maksimal karena ada akses yang luar biasa yang bisa diberikan secara legal. Itu mungkin yang paling signifikan, karena kalo berbicara tentang perubahan diri sendiri, seperti yang saya alami ketika menyelami masa S2, critical thinking dan bagaimana sebuah ilmu berperan secara signifikan terhadap hajat hidup, hal tersebut sudah pernah saya alami, meskipun saya sadari S3 dan S2 tentunya akan memberikan pengaruh yang berbeda.

Having said that… saya yang sedang menjalani profesi sebagai seorang Ibu yang juga memiliki impian dalam bentuk kontribusi, ilmu yang kini selalu saya gali dan akan terus saya gali adalah ilmu pendidikan.. bagaimana bisa mengasuh dan mendidik Naya dengan benar sesuai tuntunan Allah SWT. Tentunya juga peran sebagai seorang istri yang sesuai dengan fitrahnya..

2 0 1 7

Kehidupan yang Allah berikan sungguh luar biasa. Hadirnya Naya di tengah kehidupan yang saya jalani adalah salah satu anugerah terindah yang saya terima. Kalo dibilang 2017 ini tema hidup saya adalah Naya.. mulai dari membawanya ke mana-mana ketika hamil, juga ketika melahirkan dan mengurusnya. Dan mungkin sudah saya pernah sampaikan bahwa memiliki Naya adalah pembelajaran yang teramat sangat berharga yang mengajarkan saya begitu banyak hal terutama faktor interaksi saya dengan Allah.. Sungguh Allah Maha Kuasa Maha Berkehendak dan Maha Mengetahui, Maha Mengabulkan doa, Maha Melindungi dan Maha Penyayang.

Siapa yang kemudian melancarkan perkembangan pembelahan sel Naya dari mulai bertemunya sel telur dengan sperma hingga kemudian terjadi regenerasi sel dan si sel tumbuh dan berkembang dengan demikian amazingnya? Siapa yang ngatur bagaimana si sel-sel ini diberi makan dan asupan nutrisi? Siapa yang kemudian melindungi si janin ini dari benturan dan dinamika aktifitas si saya Ibunya? Dan siapa juga yang menciptakan ASI dengan mekanisme mengenyot bayi yang luar biasa? Coba siapa yang ngajari Naya minum Asi bahkan pintar minum ASI sejak hari pertama dia dilahirkan? Semua jawabannya kembali kepada Allah SWT. Maka having Naya memberikan saya kesadaran mengenai banyak hal bahwa saya tiada berdaya, Suami saya juga tidak berdaya pun dengan Naya… jika tanpa kekuatan yang diberikan Allah semata… maka tidak selayaknya jiwa ini menjadi sombong. Sebaliknya, seharusnya makin tawadhu dan makin cinta sama Allah SWT.

Dari segi karir, saya sadar, my priority has been shifted since that January 3rd when I got 2 lines on my test pack. Selain itu, meski tidak mengalami mabuk yang bikin kleyeng-kleyeng, tapi tetep power saya buat kerja memang berkurang. Kadang di kantor memang bawaannya ngantuk hehehe, gabisa ikut dines jauh2 terutama yang melibatkan tangga (misalnya naek kereta dr st. Serpong sdh sama sekali gabisa). Tetep ngusahain yang terbaik, tapi ya begitu deh hihi.. karena ketika saya nyadar saya ngambil cuti melahirkan plus cuti tahunan saya ngeh kalo itu berarti saya akan miss sepertiga tahun (4 bulan : 3 bulan cuti melahirkan plus 17 hari kerja). Udah gitu, as you know periode September sd Desember biasanya kan lagi hot-hotnya bikin laporan dan nyelesain tugas yang jadi sasaran kinerja (SK) dan pas banget si saya menghilang total di periode tersebut.

Tapi pembelajaran di tahun ini sungguh2 teramat amat sangat luar biasa. Mengandung dan menjalankan tugas sebagai istri si bapak dosen ganteng yang luar biasa perjuangan dan kesabarannya karena si saya teh meningkat sensitifitas nya banget banget hihi.. persiapan melahirkan yang beririsan sama persiapannya melanjutkan kuliah ke Inggris tidak membuat kami lost the moments alhamdulillah…

2018 saya yakin juga akan menjadi tahun yang luar biasa. Saya yakin Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menyiapkan tahun yang luar biasa di mana ini adalah masa emas bagi tumbuh kembang Naya. Dan saya masih begitu yakin dengan perlindungannya yang super yang bahkan saya ga bisa imagine seperti apa (cm belajar limfosit T, fagosit, dan leukosit hihi)