Monthly Archives: January 2016

Pipetting

So, yesterday January 30th 2016 the postdoc from the algae group who I have been working with just got shocked because I told him that the standard curve he made was even weirder that the ones that he made at the previous days. It is supposed to be a straight line with R2 near to 1 of course. But his standard curve was kinda a smooth curve like a quadratic ones.

He blamed it into the pipette. And i was like.. I used the pipettes available in the lab but the result of the standard curve I made was always fine. Not as good as Allan’s or Shuai’s, but it is good.

pipette_shutterstock_102805481

Then I said “I will make mine, so you can use mine to get your samples’ concentration”. I started but he still was not that satisfied. Still blamed on the pipette though. Then i took the white and blue pipettes and saw the volume they made. It was fine. He said “It is not enough to see based on the volume, lets weigh it”. We weighed the 1 ml and 0.5 ml of DI water we put into the eppendorfs and compare those two pipettes performances. The result I took was fine. Then, he took the pipette and tried by himself. The result was always below me which was not that good because it means that the result was far from the targeted weight. He tried several times, and the result was pretty consistent.

In the end, he let me did it again one more time. He said “Oh i know what is the difference”. He took the pipette again and did the pipetting slowly now. The result was getting closer to mine, but still below.

“No… It must be slowly to get the better result”

I was frowning.. “well it was supposed to be slowly and gently to get the accurate result. It is what Shuai and Allan taught me when I learn how to use the pipette”. I never used those kind of pipettes in my lab in ITB and in BPPT. So, for me, I only got the chance to do the pipetting using those kind of pipettes are here, in WSU.

“But this is how I usually do the pipetting”.

I was frowning again, thinking that the way we pipette will influence the concentration, right? Then the accuracy will be doubted. More importantly, dealing with the IC that has detection limit within 0.5 to 20 ppm get us do the pipetting several times to dilute the solution we want to analyse.

“It is still the pipette’s fault that we cannot do the pipetting in a quick way!!”

Ah.. I got some kind of opinion from what he said. I mean he said he always did the pipetting like that and it was proven to be not really accurate.. then.. Well…. I dont know.. I cannot judge his overall result from only this part of method.. but.. ah.. sudahlah wkwkwkkw….

It gives me a very valuable lesson learnt…that I am writing down here implicitly or some thought that are still hanging inside my mind even until now. Whatever it is, I am still trying my very best to get the best result as accurate as I can ^___^.

Proses menunggu ^____^

Ada banyak proses yang mau ga mau si saya harus menunggu.  Contohnya ini.. si cinta bernama biogas bacteria consortium ini memang kerjanya slow slow gmana gt. Tapi emang agak dimengerti sih yang dimakannya  memang lebih keras dr yang biasa dia makan ^_^. Biasanya cuma makan ready organic substance yang daya degradabilitasnya emang relatif mudah. Tapi yang dimakannya di penelitian iin ini adalah biomass which has something called biomass recalcitrance. Biomass recalcitrance is the most challenging factor for every bio-conversion that can hindrance any biological process to convert the biomass waste into something more valuable like biofuel.

image

Dan si saya ceritanya bercita-cita mengambil bagian di dunia biomass recalcitrance ini supaya si biomass bisa sedikit lunak dan ramah buat para bacteria yang bekerja keras mencernanya untuk menjadi lebih bermanfaat.

Nah… si saya teh ngambil perannya di biogas which takes a very loooong time to finish. The last two batches I accomplished took almost two months. If the result is good which is as you expect, then it is wonderful. If not, then you should prepare possible explanation or you should repeat again the batch which will take another 2 months ahahha…

dan di masa penantian ini, si saya harap-harap cemas gmanaa gt hihi.. bukan apa2.. ini kompetisi sama deadline graduation. mudah2an masih keburu,, dan si saya bisa pulang tepat waktu.. aaamiiin

ansos

Si saya di semester ini seem to start getting more ansos. It means that I prefer being alone and doing my own stuff compared to hanging out with my friends. Well, I am still hanging out “in the lab though”, talking with my labmates and stuff. But the frequency I spent with my other Indonesian friend in Pullman getting lesser and lesser.

It is perhaps because of I am so nervous about my graduation that is supposed to be this May 2016 that I have to prepare everything, spending more times in the lab and writing and reading. Or well perhaps my comfortability or their comfortability is a little bit unstable then.

I know I am not a really great person. I am really aware of the fact that I have so many lacks here and there that makes me not really a good friend. But the true thing hanging inside my mind cannot be exactly shared here.. just me and Allah perhaps..

wesh… begitulah,…

kecenderungan berpikir positif or negatif akan kejadian dan orang sekitar

Manusia memiliki karakter bermacam-macam. Allah menyebutkan banyak sekali sifat manusia di dalam Al Quran. Dan salah satunya adalah kufur nikmat, karena mungkin inilah salah satu alasan mengapa Allah sangat menyukai orang-orang yang syukur nikmat. Mungkin sudah ada dalam nadi manusia secara natural bahwa kita manusia memiliki kecenderungan untuk melihat sesuatu dari segi kekurangannya first daripada kelebihan yang ada. Ini bukan generalisasi, there is a tendency for us to see the lack point because somehow it is more obvious. Ini mungkin tidak berlaku setiap saat, di setiap kejadian dan tidak juga berlaku terhadap setiap manusia, ini hanya sedikit berpendapat bahwa kita memiliki kecenderungan untuk bereaksi terhadap hal negatif yang tampak karena terlihat lebih obvious. Ini berlaku untuk “event” and “person”. Well, ga jauh2 ke orang lain sih, diri sendiri juga kadang butuh waktu untuk bereaksi secara positif.

Disadari atau ga disadari bahwa kecenderungan berpikir negative the lebih mudah terlaksana dibandingkan berpikir positif. Alasan scientific nya mungkin bisa jadi karena energy aktifasi berpikir positif lebih besar darpda berpikir negative, sehingga lebih banyak effort yang dibutuhkan. Dan salah satu factor yang berpengaruh pada energy aktivasi ini adalah keimanan…. Mengambil hikmah atas setiap kejadian… mski mungkin gabisa langsung klik.

Sebenarnya pemikiran ini sudah mencuat tahun 2005 dulu ketika darmawisata siswa SMUNSA kelas 3 ke Bandung. Temen saya saat itu nunjukin sebutir telur dan nanya “apa yang bisa kita liat dari telur ini?”
si temen saya yang lain jawab “telur?” “putih” dan ada yang jawab “itu ada noda hitamnya keliatan, telurnya ga mulus”. Dan dia balik nanya “berapa banyak di antara kita yang lebih seolah2 ditampakkan kekurangan si telur daripada kelebihannya?”

GlassHalfEmptyHalfFull

Mungkin orang2 juga udah pada baca “setengah isi setengah kosong”. Satu peristiwa yang bisa diterjemahkan kepada beberapa situasi tergantung bagaimana pola pandang si viewer. Intinya kejadiannya sama tapi bisa dibuat positif bisa dibuat negative.

Kaitan yang lainny adalah sama buku yang saya lagi baca sekarang “Get Things Done” di chapter pertamanya bilang “Rule the mind, don let the mind rules your life”.

Intinya balik lagi, kehidupan kita akan ditampakan banyak hal sama Allah… tapi Cuma kita yang bisa control akankah kejadian2 tersebut menjadi umpan kita untuk lebih bahagia atau malah membuat kita menderita dan sakit kepala. Positif or negative itu kita yang menentukan… dan tentu keimanan akan lebih memudahkan kita mengkondisikan jiwa dan pikiran kita untuk bisa lebih syukur nikmat atas suatu kejadian atau atas kehadiran orang2 di sekitar kita.. dan janji Allah adalah pasti ketika Dia berkata bahwa Allah akan menambah nikmat jika kita bersyukur.

Buka Orderan Makanan di Amerika?? ^_____^

Keterbatasan makanan halal di Amerika yang membuat si saya mau ga mau harus mengandalkan kemampuan masak pas2an yang dibawa dari asrama Salman. Well, pengalaman di asrama mengasah kemampuan masak saya, namun hanya pada level tumis menumis saja.. tak pernah menyentuh ranah kue2 dan masakan yang agak kompleks. Satu setengah tahun di Amerika, hari ini level masak saya ternyata ningkat pada level di mana ada yang beneran mau order kue yang iin buat.

Seumur-umur, ga pernah kepikiran sama sekali akan berkiprah di dunia catering..hihi… apalagi di US ^_^. emang belum mutusin juga sih, tapi ini udah ada yang mesen cheesecake yang iin buat 12 buah hihi…

Jadi ceritanya, instead of studying and writing my paper, I spent my time in the kitchen on Saturday. not the whole day, I did it after I finished my experiment in the lab. Biasa, impulsiv.. dan emang ceritanya juga mau ngabisin bahan makanan di kulkas juga soalnya sayang kan udah mau purna tugasnya di sini ^_^. I made Cheesecake oreo muffin and puffchoco (resep ada di instagram iin). satu adonan chiskek yang dibuat dari 16 oz ini bisa jadi 15 cheesecake dengan ukuran muffin.. makanya disangkanya cupcakes itu ahhaha…

Hari Minggu, kenalan mba Fima ngambil bed (matras dan bedframe) yang mba Fima tawarkan di grup freenforsale WSU. si saya pas lagi masak tomyam dan cilok dong ahhahaa… nah.. kasian kan tamunya ga dikasih apa2.. iin tawarin cheesecake yang iin buat. Udah gt aja hari itu mah.

Hari ini, dapet sms dr mba Fima, yang intinya kenalannya itu seriusan mau beli cupcakes yang iin bikin.. hihi… iin ga pernah dapet complement “mind blowing” yang difollow up dengan keinginan serius beli selusin ceunah hihi…

 

IMG_2890

Bunyi SMS mba Fima ma kenalannya tentang si chiskek

 

Well.. alhamdulillah.. I am really happy.. I never had something like this… it just means that my cooking skill has been improved a lot i guess. Well mulai dari cheesecake, roti, pizza, bakso, blondies energen, etc (yang album lengkap dan resepnya iin simpan di instagram).

I hope i really got significant improvement in the other fields too.. well, my lab skill is also improved :). Now, I can be a reliable resource too in the lab hihi…especially for IC and UV-Vis. English skill?  Alhamdulillah, kayanya improved juga walaupun sikit..

tapi di antara semua improvement ini yang paling utama adalah apakah iman iin selama di sini juga improved? itu yang harus rajin ditanyakan dan rajin difollow up.

 

Dinamika IMAN

Inget doa ini? “Ya Muqaalibal Quluub Tsabbit Qulubanaa ‘alaa Diinika, Tsabbit Quluubanaa ‘alaa Thaa’atika” dan doa yang terkandung dalam doa sapu jagat “Rabbana La Thuzi’ quluubanaa ba’da idz Hadaitanaa wa Hab lana min ladunka rahmah innaka antal wahhab”.

Well.. make sense sih kenapa doa ini harus hadir di dalam kehidupan kita, karena masalah naik turunnya iman nampaknya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat berlepas darinya. Karena memang sudah qadratnya si segumpal darah itu membuat iman naik dan turun. Tentu hal ini again dipengaruhi input yang masuk ke kepala juga, tapi si pemegang kendali tetep yang ada di dada dan di kepala kan? Itu mah common sense ajah.

Fill-your-heart-with-Iman-Islamic-Quotes-

Iin inget dalam satu sesi halaqah pas kuliah S1 di ITB, ada cerita sahabat dari Ali Bin Abi Thalib yang
Read the rest of this entry

Mempercayai Allah sepenuhnya (Just a little Thought)

Pada level seperti apakah sebenarnya kepercayaan kita terhadap Allah? kepada Islam sebagai manifestasi peraturan kehidupan yang Dia ciptakan sedemikian rupa? Nampaknya ditanya seperti ini, hati nurani kita akan bisa langsung menjawabnya dengan kejujurannya yang paling dalam, hanya saja untuk mengutarakannya kita akan melalu proses “berpikir” dahulu… hanya pengamatan pribadi dr diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Tak dipungkiri, manusia berada pada tiga fasa stage yang membuatnya akan berpikir. Fasa masa lalu, masa depan, dan masa kini. Fasa masa depan adalah fasa yang mungkin lebih banyak berpengaruh,karena itu adalah driving force dari survival. Hal ini juga yang disampaikan di dalam buku “Stumbling on Happiness” yang membuat manusia berbeda dari other creatures.

Tapi sebesar apakah kepercayaan manusia terhadap Allah akan masa depannya? Konfigurasi antara ikhtiyar dan tawakal, antara raja’ (harap) dengan khouf (takut) yang menjadikannya tidak sesederhana yang dibayangkan karena hal ini akan bergantung kepada banyak faktor,termasuk faktor edukasi, lingkungan, karakter, dll. Meskipun sudah jelas aturannya dalam Al Quran tentang kompleksitas ini, interpretasi manusia dalam implementasi akan membuahkan behaviour yang berbeda satu sama lainnya. Misalnya ada yang percaya bahwa hari akhir itu ada makanya sungguh2 mempersiapkan, ada yang percaya tapi leha2, ada yang ga percaya sama sekali. Ada yang mengutamakan logika sepenuhnya, ada juga yang bisa secara proporsional mengkombinasikan antara logika dan iman. Terlalu banyak variasi yang bisa mewarnai behaviour seseorang dalam menyikapi “usaha untuk masa depan”.

Dua hal sensitif yang terkait dengan masa depan adalah “jodoh” dan “rizki”. Ada orang yang mengorbankan imannya karena berpegang sepenuhnya pada logika,bahwa untuk survive harus bekerja..meninggalkan shalat karena ga mau kehilangan pembeli, meninggalkan zakat karena baginya itu rugi, dan lain sebagainya. Ga salah sepenuhnya mengandalkan usaha, manusia memang harus berikhtiyar,, tapi yang sepenuhnya ngatur flow rizkinya manusia stu demi satu hanyalah Allah. Di sinilah kadar keimanan maen ^_^.Well,,ini fakta bahwa ada yang berusaha tapi ga dapet apa yang  diharapkan dan ada pula yang dapet kejutan2 yang tak disangka-sangka.Kompleks..

Soal jodoh pun nampaknya serupa. ahahha… meskipun si saya mungkin belum pada kapasitas membahas ini,tapi ini mah sekali lagi hanya a little thought yang pengen iin tumpahkan aja hihi.

seberapa besar kita percaya Allah akan memberikan jodoh terbaik, indah pada waktunya? Well, implementasinya bisa macem2 banget karena pada level ikhwan-akhawat pun ada sistem yang namanya nge-tag. Bukan berarti saya bilang yang ngetag itu ga percaya sama takdir Allah ya.. Cm nyontohon bahwa implikasi kepercayaan ini bs macem2 hehe. .. ada pengakuan lucu dari salah seorang saudara di asrama bahwa dia ngetag si-X karena takut kalo si-X ini diambil orang hehhee.. kalo soal jodoh mah mmg ga bisa di tebak karena ada yang memang lama menanti, ada yang jauh2 ke sana kemari akhirnya jadinya sama temen sendiri, ada yang ketemunya bener2 di pelaminan,… macem2 ceritanya hehehhe….

Inget cerita KCB? Kisah Azzam dan Anna yang dihadapkan pada kondisi yang luar biasa yang ternyata ujung2nya mereka berdua nikah juga, hehhee. meskipun fiktif, tapi makes sense kalo jodoh mah bener2 hak paripurna Allah. hehhehe…

intinya,,, mngkin di dua faktor ini manusia juga diuji untuk dilihat seberapa besar kepasrahannya menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Pemberi Rizki dan Maha Pemberi Cinta, setelah tentunya berusaha secara maksimal. Manusia punya insting2 yang sudah dirancang Allah sedemikian rupa sehingga mereka memang pada dasarnya bisa mengontrol apa yang mereka inginkan.

Well, why i am writing this anyway? hanya random thought menyikapi skenario2 masa depan yang ada di hadapan mata…

secanggih apapun kita men-skenario kehidupan kita, tetep Allah sebaik2 pembuat skenario kehidupan..sudah cukup bukti dari diri sendiri yang menjadi fakta ini… karena kejutan2 manis yang Allah berikan sampai kini selalu indah… maka dari itu iin percaya soal urusan rizki dan jodoh ini Allah yang berkehendak sepenuhnya. Tapi pada level seperti apakita berusaha? nah itu juga lain cerita lagi hehehe…

Welll… kendali itu semua, percaya ga percaya, ada di segumpal darah yang menentukan kondisi kita secara keseluruhan… hati kita yang bisa kita pilih untuk kita warnai dengan iman ataukah dengan hawa nafsu…

Sekali lagi di Langit Eropa

Let’s just say it is one of my dreams to write a book about my journey. And two days ago, I found a very beautiful title. It is called “sekali lagi d langit eropa”. I really hope can publish this book within 5 years. Hehehe.

image

So far baru ide aja mau nulis apa hehehhe..sama ngegantung poster nya di Kamar sama kabinet d office, biar semangat menjalani perjuangan iin di sini sebelum menjejakan langkah lagi di eropa sana

Sanguinisme, How easy to manipulate your emotion

Tuesday, 19th January 2016

As a person who is extremely a sanguine, I got this bless.. my emotion is significantly easy to be manipulated even because of small things. I called it bless or perhaps people can call it a disadvantage or whatsoever.

So, this morning, my mood was sooooo terrible. I got a little argument with my roommate..Beside that, level of my galauness lagi tinggi-tingginya… sampe kepala nyut nyutan karena setres gatau gmana njelasin kalo teori HCSolb nya ga berlaku for all of my experimental set up. Trus I remember what Allan said about using the other parameter and voila,, i compile all of the data I got that the data is much more suitable for the trend of the biogas I expect..

Then to support my data I need to do the analysis for another parameter. I went to the lab, but then I need to burn the crucibles first. It will take 4 hours. so if i put it at 3pm I have to take the sample out at 7pm and waiting for 1 h to them cooling down. In other words, I will be going home late again toninght. But.. PERTOLONGAN Allah sangat dekat. Xiao’s crucibles that have been just removed from the oven are ready to use. Soooo I dont need to work until late in the lab ^_^ and I can get the data early in the morning.. before I submit the data to Allan tomorrow.

Subhanallah alhamdulillah…… now my mood is totally in a happy mode… smile brightly although in the morning the darkness engulfed my mind..

hihi…keep positive ^___^

Other things that make me happy is the presence of a friend that I know when I did the PAT in KANSAS university. I am just amazed how close we are although now we actually have been separated for 1.5 years. Uhibbukifillah, Lenggo…

Bioproduct and Bioprocessing Engineering Laboratory Annual Retreat 2015

So, this is the continuation of my previous pieces. This event was held one day after my individual evaluation meeting. This event was when every single members of BBEL gave presentation to summary the accomplishment they have in previous year (2015) and the the target of the next year (2016).

All 27 members including post-docs, visiting researchers, PHD and master students gave 10-minute-presentation, and everyone can ask, evaluate, and give some suggestions.

image

Since I am the members of 2 groups I can choose whether I will give the presentation in the morning with the AD group or in the afternoon with the pretreatment group. I choose morning tbh, not because I dont want to be a part of the pretreatment group but only because my morning’s spirit will be much more higher ^_^.

The most amusing part of my presentation was the fact that the Professor walked by himself and turn off the light to see my presentation better. He could just ask his student to do that, but he didnt. Or he could just turn that since very beginning, but he did that after two presenters. Well, it was just I felt a little bit touched to see how enthusiastic the Professor to see my presentation. It seems that it was a proof how interested he is with the silica removal concept.

There were some suggestions coming from Dr Li and Xiaochao after I finished the presentation. I noted and also recorded it. Well I always record my presentation to see how far I am improved.

In the end of the retreat, the Professor give a quite long lecture and mention how expensive the cost he was spent in 2015 to fulfill all of the necessity in the lab, almost one million dollars if I was not mistaken. A lot, isn’t it?

The most mixed feelings I got from this annual retreat was how hard it is to be a PHD student.. My mind run wildly remembering the Professor’s offer. I dont know whether I will really accept that offer or not. hehehe…. I know it is a chance,, but let see..

Oh then I also got this award. I remembered that last year, he only gave the award for two most excellent students. 2015 has 6, and I was included. To be honest I was not that excellent. My result for the HCSolb needs to be repeated to see the reproducibility. But again, the new par concept caught the professor’s attention. Moreover, electron microscopy class I took at the Fall semester obviously gave some beautiful pictures to prove that concept.

image

Standing between those 5 most excellent students makes me a little bit off.. it is a pressure for sure. But it is also a valuable encouragement for me to keep moving forward and put my best effort in my remaining time here.

image

(Professor, Rishi, Liang, Xiaochao, Innu, me, Jose)