Blog Archives

Setelah Pulang dari Ameriki ^_^

Si saya belum selesai (tepatnya belum mulai lagi) nulis tentang perjalanan saya di US dengan segala tetek bengeknya di blog ini, tapi kemudian yang si saya tulis ini adalah ketika saya udah balik ke Indo lagi. Hehehe.. Tapi tak mengapa I would like to share some insights I got after si saya berwaswiswus di negeri Barrack Obama.

Si saya pulang ke Indonesia 4 hari setelah wisuda yang diadakan pada tanggal 7 Mei 2016. Because of that, I have to answer the same questions over and over again: “kenapa pulangnya cepet amat? Ga jalan-jalan dulu?”. Jawaban yang biasa saya kasih ke all of those people (my international friends and of course my Indonesian friends) adalah senyum manis dan sepotong kata “My Mom misses sooo much that I cannot bear having longer time here in the US”. Well it is true. I was not lying, you can ask my mom as a prove. But well.. there are sooooome other reasons that I had. Salah satunya adalah, I don’t feel like traveling around alone by myself. Kejadian Mba Herma cukup menjadi trauma tersendiri meskipun nyadar bahwa  yang namanya kematian mah sudah menjadi takdir tercatat di Lauhul Mahfud. But still you know, kalo bs ga sendiri ya alhamdulillah.. masalahnya saat itu dari Pullman kayanya susah nyari temen travelling ahahhaa.. but it’s alright. I don’t mind at all not spending money or time in the US longer. Ga nyesel sama sekali, since US is not really my fav. Ya kalo ada kesempatan sih alhamdulillah, tapi kalo g ada ya mogmana lagi. Nanti aja balik lagi kalo udah ada temen. Wkkwkwkw….

Dan di sini si saya g akan ngebahas perkiraan apa yang temen2 saya punya karena si saya masuk kategori “buru-buru banget pulang”. Read the rest of this entry

Mimpi adalah…..

miscellaneus (5)

Berjalan di pematang kehidupan untuk menggapai impian itu seperti memiliki personal  compass yang bias membuat hidup kita memiliki arti yang sesungguhnya, karena pada dasarnya mimpi itu menarik diri kita dari orbit zona nyaman menuju tantangan-tantangan yang mengaduk-aduk emosi, mempertemukan kita dengan dunia yang sama sekali belum kita tahu sebelumnya, serta membuka kesempatan-kesempatan emas yang pada dasarnya  memiliki fungsi untuk memberikan pemahaman dan pengalaman baru yang membuat hidup menjadi lebih indah dan berwarna. Tapi di antara semua fungsi mimpi, yang paling penting adalah mimpi menjadi jembatan bagi perasaan diri manusia akan pengharapan-pengharapan lebih terhadap Tuhannya, yang bisa mengekspresikan ketidakberdayaan yang memiliki dampak pada menambah kedekatan dan keyakinan pada Tuhannya, serta menjadi dialog yang memfasilitasi niat dan ikhtiar tulus untuk bisa memiliki dedikasi terhadap aktualisasi kehidupan.

Jika kita paham arti ini sebenarnya, maka pada dasarnya, kita sudah berada pada jalan yang benar. Hanya dibutuhkan kekuatan yang demikian besar untuk bisa menjaganya tetap pada koridor ilahiah yang bisa memberikan fungsi-fungsi tersebut dengan baik. Dan untuk tetap tegar di pematang itu, bukanlah hal yang mudah, karena ada driving force yang membuat kita membutuhkan energy lebih dan lebih lagi. Artinya harusnya ada asupan energy dan motivasi yang tiada berbatas untuk bisa membuatnya bersahaja di atas hayalan-hayalan sesaat yang mengenyahkan konsentrasi kita dari arah yang seharusnya diraih.

Well, itu semua adalah lintasan-lintasan pikiran yang menjelma dari pemahaman diri terhadap apa yang kujalani saat ini. Mengejar impian bukanlah kata-kata tanpa makna yang sanggup  diucapkan siapa saja yang tak mampu memberikan dedikasi sepenuhnya bagi jalan yang telah diambil. Aku pun… pada dasarnya bukanlah sosok yang berkapasitas untuk memanggul definisi-definisi filosofi  tersebut. Hanya saja aku merasa aku sudah bisa paling tidak mendefinisikan kehidupan yang ingin dan berharap untuk kujalani  secara baik….. well yeah, meskipun mungkin masih jauh dari idealism yang diharapkan.

Tulisan ini dibuat untuk menekankan kembali definisi-definisi ini di dalam hatiku, meyakinkan kembali jiwa serta memberikan energy tambahan yang membuatku bisa bersemangat lagi. Di sini mungkin ada ceritaku, cerita yang kudefinisikan untuk diriku, namun sama sekali tak lepas dari apa yang Allah kehendaki, karena pada dasarnya sampai sejauh ini hanya Allah sajalah yang membuat semuanya terjadi. Pun dengan masa depan yang masih tak tahu ku bagaimana perwujudannya… because, well yeah sometimes, unexpected things might occur.

Okay.. here I start…

Sejak aku
Read the rest of this entry

kuliner Jawa

After long time, these photographs in my cellphone, finally i can upload them ehehehe. these photo are very special for me because i rare eat Central Java culinary ^__^, i love Sundanese culinary most ^__^.

and when i visited Purwokerto for business, i taste them: Soto Kecik, Soto Banyumasan, and in last picture is pecel Cirebon. The taste was not bad, delicious, but still i prefer sundanese food, hahahaha rasisme.

Perjalanan dan Pemandangan Kehidupan

Keluar di subuh pagi bukanlah kebiasaan baru. Masa Orientasi Siswa dan LDKS ketika SMP, maupun bershubuh ria keluar dari rumah menuju Stasiun Parungpanjang, sampai harus melaksanakan shalat shubuh di mushola stasiun adalah hal yang kualami sampai kurang lebih 2 bulan. So, pemandangan aktifitas shubuh bukanlah hal yang asing bagiku.

Tapi hari ini, aktifitas keluar shubuh memberikan kesan lain yang berbeda pada diriku. Aku keluar dari kos sekitar pukul 05.13 dan berjalan menyusuri jalan, naik busway seharga 2000 dan menunggu kereta Purwojaya dengan manis di Stasiun Gambir. Kesan perjalanan pagi ini terasa berbeda, terasa sedikit lebih dalam. Bukan hanya mengingatkan suasana jalan Essen pada pukul 07.00 pada November 2011 lalu, tapi juga membuatku terasa sedikit lebih bersemangat dari biasanya. Aktifitas pagi hari ketika sebagian orang mungkin masih terlelap tapi sebagian lainnya sudah melakukan aktifitas yang sedemikian padatnya. Hal ini memberikanku tambahan pelajaran tentang kehidupan… bahwa kehidupan yang singkat ini terlalu sayang jika dilewatkan begitu saja dengan keengganan keengganan dalam hal peningkatan kualitas diri.

Berkereta api juga bukanlah hal yang aneh lagi, tapi tetep, pengalaman berkereta api selalu berkesan meskipun itu adalah perjalanan malam yang bahkan melihat ke dalam kegelapan di luar saja aku tak bisa. Nah yang satu ini, ini pertama kalinya ke Purwokerto di pagi hari ketika sinar mentari bisa dengan jelas memantulkan pemandangan perjalanan dengan begitu jelas. Dan bagi serorang Iin Parlina yang selalu mengagumi pemandangan perjalanan sepanjang kereta api, tentulah ini hal yang istimewa, karena biasanya hanya pemandangan Bandung- Jakarta saja yang bisa kuliat dengan indah.. lagipula selain pemandangan alam yang selalu tampak memukau, pemandangan sosial yang selalu memberi efek pada pelembutan hati, karena seperti yang diketahui pada umumnya bahwa di sepanjang rel, selain bisa kita dapatkan permadani-permadani hijau yang menyejukan mata, juga terdapat slum area yang memperlihatkan betapa kumuhnya negeri kita.. miris, jika melihat kehidupan seperti itu, mengingatkanku pada lingkaran tak berujung dari siklus antara ekonomi, peningkatan kualitas SDM, kesehatan, dan sektor-sektor perikehidupan yang lainnya. Menjalani kehidupan 2 bulan berkereta setiap hari mengajarkan kerasnya kehidupan bagi sebagain besar orang. Kalo sekarang yang kunaiki adalah kereta eksekutif, tapi kalo dulu selama 2 bulan aku ikut kereta ekonomi parungpanjang-tanahabang-parungpanjang yang selalu memberikan cerita berbeda setiap hari. Wajah-wajah penuh kerja keras dan perjuangan yang menghiasi sebagian besar wajah para pengguna kereta api. Sungguh jika boleh dikatakan berkereta bergaul bersama rakyat kecil adalah fasilitas alamiah yang bisa digunakan untuk mempelajari kehidupan.

Dan di sinilah aku kini, di dalam kereta menjalani sebuah perjalanan menuju pengalaman baru yang mungkin akan mendebarkan, menuju petualangan yang baru yang mungkin akan mengesankan. Tapi apapun itu, semoga bisa menambah nilai yang ada dalam diriku, maka semoga niat ini lurus dari awal, di tengah, di akhir, dan di sepanjang perjalanan dan petualangan ini, menambah pemahaman baru terhadap pelajaran kehidupan yang sedemikian luas untuk digali, diambil hikmah, sehingga suatu ketika kala pembelajaran berakhir, aku bisa lulus dengan nilai memuaskan alias husnul khatimah,, aamiin.

pilihan adalah sebuah kepastian

Manusia adalah makhluk yang diberikan Allah Swt akal untuk berpikir, berpikir untuk menentukan berbagai pilihan hidup yang mau tak mau harus ada yang dipilih, harus ada yang dijalani, baik atau buruk, yakin atau tidak, dengan segala konsekuensi yang mengiringinya… karena pilihan dalam hidup adalah sebuah kepastian,, sebuah kepastian yang akan menyusun puzzle puzzle kehidupan seorang manusia, menyusun kisah, bahkan menyusun orang-orang di sekitarnya. Ketika dia memilih jalan yang baik adalah sebuah konsekuensi kebaikan yang ada di ujung pilihan tersebut, meskipun pada prosesnya, berteguh hati pada pilihan baik ini tak mulus jalannya. Dan bahkan mungkin di awal ada dan terbersit keraguan apakah benar pilihan tersebut adalah pilihan terbaik atau tidak. Ketika berada dalam proses, juga akan terbersit apakah sanggup atau tidak menjalani semua konsekuensinya ataukah ketika di ujung mungkin timbul kekecewaan ketika melihat hasil yang diinginkan tak kunjung datang. Manusia harus memilih, karena manusia tidak memiliki pengetahuan masa datang yang akan menghampirinya. Dengan memilih, maka paling tidak dengan akal yang dimilikinya, manusia akan memiliki gambaran bagaimana kehidupan yang harus dijalaninya, dan bagaimana akhir kehidupan tersebut.

Katakanlah ketika memilih sekolah, memilih jurusan ketika mau kuliah, memilih teman, memilih mata kuliah, memilih unit kampus mana yang akan dimasuki, lebih luasnya adalah ketika memilih jalan hidup, memilih komunitas pembinaan, memilih pekerjaan, dan bahkan memilih jodoh. Rangkaian-rangkaian pilihan ini yang akan menguntai kisah hidup manusia beserta apa yang dijalaninya.

Banyak analogi yang bisa diambil untuk mengungkapkan kompleksitas pemilihan sebuah keputusan. Misalnya saja analogi perjalanan yang kudapatkan selama perenungan ketika aku pulang dari Cipanas menuju ke Jakarta pada tanggal 24 Jan kemarin. Berdasarkan pertimbangan kemacetan, jarak tempuh, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk melangsungkan perjalanan dari Cipanas menuju Jakarta, akhirnya aku keluar bertekad untuk menggunakan moda transportasi bus, dengan pertimbangan terbaik bahwa ini adalah pilihan terbaik, meskipun moda transportasi kereta api juga menawarkan sisi-sisi kebaikan yang tak kalah baik. Namun ketika sampai di jalan untuk menunggu bis, seketika pilihan moda bus berganti dengan pilihan moda kereta api yang nampaknya lebih menjanjikan perjalanan dengan kondisi paling optimum. Hal ini berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika menggunakan moda transportasi bus, kok rasa rasanya lebih cepat menggunakan kereta api yaa.. begitulah pikirku. Masuklah aku ke dalam mobil kol putih yang mengantarkan aku sampai ke Terminal Baranangsiang untuk kemudian kusambung dengan kereta api menuju Jakarta.

Di dalam perjalanan, dengan kelemahan penggunaan mobil kol, ganjalan demi ganjalan menghampiriku, melihat kondisi mobil kol yang ngetem dan akhirnya dilewat oleh bus Cianjur-Kp Rambutan. Rasanya gemeretak hati ini, ada sedikit Read the rest of this entry

Purwokerto, 8 Agustus 2011 Karena Impian kemarin adalah kenyataan hari ini

Senin, 8 Agustus 2011, 8 Ramadhan 1432 H
Sekali lagi Allah membuktikan bahwa jika kau bermimpi besar kemarin, maka kau akan menemukan mimimu itu menjadi kenyataan hari ini.. Begitu juga dengan kisahku hari ini. Hari ini adalah kenyataan yang pernah kumimpikan ketika aku menginjak masa SMU. Ketika SMU kelas 1 aku pernah begitu sangat menginginkan berkunjung ke Jawa (selain Jawa Barat).. spesifiknya aku ingin ke sana dengan menggunakan kereta api dengan tujuan keberangkatan yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan ^_^. Dan inilah aku sekarang, duduk manis di samping jendela kereta api Gajayana di gerbong 4, kursi 2D yang sedang mendokumentasikan rasa syukur yang teramat sangat sembari menerobos kegelapan malam menuju Purwokerto, Jawa Tengah.
Ramadhan tahun ini memang sangat spesial, there are a lot of first in my life. First time in Jakarta, first time menjalani shaum tanpa Salman,, dengan status abdi negara.. (heu berat!!). Dan first time ke Jawa Tengah pake kereta bersama 3 senior di BPPT dan 3 orang anggota DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim). Dan untuk orang sepertiku yang sangat menyukai perjalanan ber-kereta api, tentulah ini first time-nya aku menjalani perjalanan berkereta terlama ^_^. Kami berangkat tepat pukul 17.30 dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat menuju Purwokerto dengan tujuan untuk melanjutkan proyek produksi bersih di klaster industri kecil tahu yang jumlahnya mencapai 591 di sana. Teknologi biogas yang pernah dibangun sejak tahun 2009 yang merupakan kerja sama antara BPPT dengan KEMENRISTEK mendapatkan jalan kembali untuk meneruskan kemaslahatannya.
Di sini aku menyadari satu bagian penting dari amal yang tidak akan putus ketika meninggal yaitu ilmu yang bermanfaat. Di sini aku akan menyaksikan betapa kekuatan intelektual yang diberikan Allah kepada manusia benar-benar bisa membawa kesejahteraan, di sini juga akan kulihat sebuah wujud kecil dari rahmatan lil ‘alamiin. Di sini aku akan menyaksikan betapa ilmu yang dimiliki manusia bisa bermanfaat bagi masyarakat kecil, Bu Menik, Pak Wie, Pak Yadi, Bu Indri, Pak Wid, Mba Ikha, dan yang lainnya yang telah menorehkan sejarah bagi masyarakat kecil di Purwokerto, membantu mengangkat kesulitan mereka dalam memenuhi kebutuhan energi mereka untuk memasak di rumah, membantu masyarakat itu dari penurunan kualitas kesehatan akibat pencemaran limbah, serta membantu mereka menurunkan biaya produksi produksi mereka sehingga membantu mereka meningkatkan kesejahteraan mereka plus membantu mereka menjadikan desa mereka sebagai desa mandiri energi. ^_^. You know, there was a point in may dream list, that I wanna be a participant who can develop energy self-sufficient village. And here, I’m on the way to fulfill that dream.
Berkali-kali Allah menunjukan kasih sayangNya dan menunjukan padaku akan kepastian janjiNya, dan inilah aku yang kini sedang menerobos kegelapan malam dalam memancangkan tiang ikhtiyar membuka jalanku ke jannahNya dan berusaha menjadi tentaraNya yang bisa beternak unta merah dengan sedikitnya ilmu yang kumiliki.

Bismillah,

dan mimpiku yang baru akan muncul lagi dan akan terwujud lagi, insyaallah….aku tak akan berhenti bermimpi.

Menguak jejak petualangan seorang Iin Parlina

Menguak tempat-tempat yang pernah menjadi objek perjalanan seorang Iin Parlina

terinspirasi dari buku jilbab traveler karya Asma Nadia dkk yang sedang kubaca, aku tertarik untuk mengungkapkan secuil bagian perjalanan hidupku..yang semoga menjadi pengingat bahwa betapa Maha Besar Allah yang telah memberi kuasa padaku untuk melakukannya dan sekaligus merangsang imajiku untuk memimpikan perjalanan yang jauh lebih berkesan ^_^.

dalam usiaku yang kini telah mencapai 24 tahun, tidak banyak tempat yang telah kukunjungi. Banyak alasan yang menjadi penyebabnya, di antaranya adalah terbatasnya kesempatan dan keinginan yang memang tidak terlalu banyak juga.

Ku ingat ketika aku masih kecil, alhamdulillah Allah mengkaruniakan orang tuaku rizki untuk berziarah ke Pulau Madura. Karena masih sangat kecil, kuingat adikku juga belum lahir saat itu, maka tidak banyak yang bisa kuingat, hanya ingat beberapa potongan pemandangan di laut, di kapal laut, di makam (kayanya mah makam,,), ketika beli gangsing menyala, istirahat di masjid,,, ya kurang lebih hanya itu yang bisa kuingat. Perjalanan jauh kedua yang kuingat adalah perjalanan ke Taman Mini Indonesia Indah, yang kulakukan bersama keluarga besar yang ketika itu menerima tawaran berwisata ke sana. Usiaku kalo tidak salah adalah 6 tahun, kelas 1 SD.. jadi beberapa pemandangan di sana masih kuingat dengan cukup baik. Yang paling berkesan adalah ketika jalan-jalan ke keong mas dan berfoto di sana bersama keluarga.

Menginjak dewasa, aku tidak banyak melakukan perjalanan jauh, hanya ketika smp, inget banget bulak balik ke Bogor dalam rangka mengikuti lomba Cepat Tepat Eksakta yang diselenggarakan oleh SMAKBO, karena 5 hari, maka kujuluki pertempuran 5 hari di SMAKBO..setelah itu, masa SMU adalah dua kali jalan-jalan ke Bandung untuk mengikuti olimpiade sains SMA tingkat Jawa Barat.. yang pertama adalah olimpiade astronomi yang mengenalkanku pada Bandung untuk pertama kali, dan kedua kalinya adalah olimpiade Biologi..

berikutnya adalah hijrah ke Bandung dalam rangka menuntut ilmu di kampus gajah duduk.. dan ini kali pertama aku mulai menjalani perjalanan sendiri jarak jauh,, setelah itupun Cianjur-Bandung adalah perjalanan biasa yang kutempuh sendiri.

Pertama kali menginjakan kaki di kota Jakarta adalah ketika seleksi beasiswa IA ITB 78 yang diselenggarakan di gedung cantik berwarna biru muda yang menjulang ke langit dengan gagahnya. Itu adalah gedung yang sekarang mengisi kehidupanku.. my sweet building, I call it like that.

Perjalanan yang kemudian mengisi hidupku hampir setiap tahun adalah kuprik atau kunjungan pabrik yang diselenggarakan prodi Teknik Kimia untuk memberikan gambaran nyata kepada mahasiwanya bagaimana industri kimia itu berjalan. Kuingat betul di tahun pertamaku, aku diberikan kesempatan untuk bertandang di kota Cikampek dan Cilegon, ke PT Pupuk Kujang dan PT Chandra Asri. Tahun kedua aku diberikan kesempatan untuk bertandang ke kota Tasikmalaya, melihat PTP Nusantara, dan satu kota lagi aku lupa, hehe. Tahun keempat, ada KULKER atau Kuliah Kerja-program mirip Kuprik cuma aga lebih lama, ketika itu aku berkesempatan mengunjungi PT Dahana di Tasikmalaya, PT Pertamina di Cilacap, Holcim di Cilacap, dan pabrik gula PT Madukismo di Jogjakarta.. Tahun terakhir, tidak ada kuprik, yang ada KP atau Kerja Praktek yang membuatku bertandang di kota Bekasi selama sebulan, dan Cikarang selama 1 bulan. KP di Unilever menyenangkan, dan untuk bagian yang ini aku pun telah mengulasnya secara singkat di tulisan sebelumnya. KP yang mengasah jiwa petualangku, karena itulah kali pertama aku ke Jakarta berpetualang seorang diri mencari data termokimia reaksi sulfonasi,, haha,, kuingat betul betapa sulitnya mencari secarik kertas berisi informasi yang membuatku harus hilir mudik dari perpustakaan Lipi, ke perpustakaan Lemigas seorang diri.. piiuuhh.. dan jiwa petualangku pun semakin terasah.

Berikutnya perjalanan terjauuuuuh yang pernah kurasakan hingga saat ini adalah perjalanan untuk mengikuti Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia-SNTKI yang diselenggrakan di Universitas Sriwijaya, Palembang. Perjalanan selama satu minggu itu sangat berkesan, dan meningkatkan motivasi belajarku di teknik kimia ITB supaya lebih baik dan lebih baik lagi.

Kesempatan-kesempatan jalan-jalan berikutnya datang dari koneksi IA 78 yang biasa mengadakan acara gathering tahunan di Jakarta atau Bandung, dan juga dari kegiatan penambahan jaringan dari asrama Salman, yang sering mengadakan acara pengajian KALAM Salman, training dan daurah dari LK dan Mata Salman, serta undangan pernikahan anggota asrama Salman.. hahah..dan juga tidak lupa asrama Etos yang membuatku bisa menjejakkan kaki di bumi LPI-Parung, Bogor.

Dan kini, setelah mendapat gelar sarjana gajah duduk, setelah bisa bulak-balik sendiri Cianjur-Bandung, aku kini bisa bulak-balik Cianjur-Jakarta, Bandung-Jakarta, Parungpanjang-Jakarta sendiri.. berpetualang dan meninggalkan jejak perjalanan kaki di daerah-daerah itu..

Mungkin sampai usiaku sekarang, aku baru bisa meninggalkan jejak kaki di bumi Indonesia, belum bisa melangkah jauh sampai ke negeri Asia yang lainnya, Eropa ataupun Amerika. Meskipun rasa iri menjalar, apalagi keinginan sekolah pasca sarjana ke luar juga begitu kuat, namun mungkin memang belum saatnya bisa meninggalkan jejak di luar Jawa dan Sumatera..hanya berharap suatu hari nanti dengan upaya maksimal, aku bisa menjadi seorang petualang kehidupan yang bisa meninggalkan jejak manfaat di belahan muka bumi….^_^

Kereta Api, Sang Guru kehidupan yang memberi banyak hikmah

kereta yang menemaniku setiap shubuh, ketika berangkat kerja

kereta yang selalu menemaniku setiap sore ketika pulang kerja

ke BeKasi naik kereta apii

ahad 6 juli 2008, jam 12.15 waktu Salman, aq klimpungan. jam12.45 kereta parahyangan yang dipesan sehari sebelumnya akan sgra brangkat. sampai ketinggalan beberapa benda yang cukup penting, ya sudahlah yang penting 12.40 aq nyampe dan segera duduk dengan manis di kursi 9 setelah sebelumnya salah masuk kabin.

subhanallah walhamdulillah. ini pngalaman pertama naik kereta ke tempat jauh sperti Bekasi. untungnya ada yang ngasih tau. deg2an takut salah, takut ga berhenti d stasiun bekasi

waah, subhanallah Maha Agung Allah yang telah ngasih Indonesia kekayaan alam yang begitu melimpah dan panorama yang begitu indahh. pmandangannya keren dahsyat, sampai gabisa tidur ngeliatnya. apalagi saat naik ke jembatan gantung, aq tampak heboh, sampai orang yang duduk disampingq ketawa cekikikan. dasar…

tapi tak apalah, aq hanya coba ungkapkan ekspresi kekagumanku pada Dzat Yang MAHA mENCIPTAKAN.

kreta brangkat dari BANDUNG jam 12.45 tepat, nyampe bekasi jam 15.30 nyampe rumah tegina jam 16.00. legaa nyampe juga, dengan pngalaman yang amat menyenangkan dan mengharukan dan dengan ongkos yang lebih ramah dan dengan kesan bisa kenal orang lain lebih banyak….

semoga berkah perjalanannya Ya Rabb, karena kalo Kau tak ridho buat apa

smoga KP-nya lancar ya, ntar oulang pergi bkasi pake kereta aja.

wallahu’alam bis showab